Kelekatan Anak Dan Sifat Pemalunya
Pada usia lebih dari 24 bulan, anak mulai memiliki ketertarikan untuk berinteraksi dengan orang selain anggota keluarga. Perilaku yang terlihat bisa berupa menyapa atau memperhatikan orang asing. Tetapi, tidak semua anak dapat dengan nyaman berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal.
Beberapa anak dapat mempunyai kecenderungan untuk menjadi pemalu ketika berhadapan dengan situasi dan orang yang baru. Hal ini termasuk wajar, namun, ada kalanya sifat pemalu dapat membatasi anak dalam beraktivitas.
Anak kecil berusia 0 sampai 5 tahun memiliki perilaku yang cenderung ingin dekat dengan orang tua atau orang yang dipercaya. Hal ini dapat juga disebut sebagai perilaku kelekatan (attachment behavior). Pada umumnya anak akan merasa lebih aman apabila orang tua atau orang yang ia percaya ada di sekitarnya dan berada dalam jangkauan pandangannya. Menurut John Bowlby, seorang tokoh psikologi, terdapat beberapa tahap dari proses kelekatan. Berikut tahap-tahap kelekatan tersebut:
1. Usia 0-3 bulan: Gerak-gerik sosial dengan seleksi terbatas
Anak pada usia ini memiliki refleks untuk menggenggam jari orang serta mudah tersenyum pada siapapun, bahkan dalam keadaan mata terpejam.
Anak pada usia ini memiliki refleks untuk menggenggam jari orang serta mudah tersenyum pada siapapun, bahkan dalam keadaan mata terpejam.
2. Usia 3-6 bulan: Memusatkan perhatian pada orang yang dikenal
Pada usia ini, anak akan lebih selektif untuk memberikan tanggapan seperti suara “gugu”, “aaa” kepada orang-orang yang biasanya memberikan interaksi paling menyenangkan pada anak atau paling sigap menanggapi celotehan maupun tangisan anak.
3. Usia 6 bulan-3 tahun: Kelekatan yang kuat dan aktif
Pada usia ini, anak akan menunjukkan perilaku sedih atau takut apabila ditinggalkan oleh orang tuanya. Selain itu, anak juga akan mulai merasa takut pada orang yang tidak ia kenali. Anak juga akan merangkak/bergerak secara aktif mengikuti orang tuanya pergi.
Muncul juga perilaku mencari ‘secure base from which to explore’, yang di mana anak akan mulai mengeksplorasi tempat baru, namun sesekali anak akan menengok dan mencari orang tua/pengasuhnya agar ia merasa aman.
4. Usia 3-5 tahun: Perilaku persekutuan
Anak sudah bisa ditinggal sendiri namun jumlah perpisahan fisik atau lamanya perpisahan yang bisa ditoleransi anak masih terbatas. Anak juga sudah bisa paham apabila orangtuanya pergi untuk melakukan sesuatu, sehingga ia dapat memaklumi.
John Bowlby juga membagi tipe kelekatan anak menjadi 3 yaitu:
1. Secure Attachment
Anak menunjukkan kesedihan apabila ditinggalkan oleh orang tua/pengasuh, namun masih dalam batas yang wajar. Anak juga cepat pulih (tidak marah) setelah ditinggalkan oleh orang tua/pengasuh.
2. Anxious-Resistant Attachment
Anak menunjukkan kesedihan dan kemarahan yang lebih besar apabila ditinggal oleh orang tua atau pengasuh. Namun, saat orang tua/pengasuh bertemu lagi dengan anak setelah ditinggalkan, anak akan mencari rasa nyaman serta mencoba untuk menghukum orang tua/pengasuh karena telah meninggalkannya.
3. Avoidance Attachment
Anak tidak menunjukkan rasa sedih walaupun ditinggalkan oleh orang tua/pengasuh. Anak juga tidak peduli apabila orang tua/pengasuh datang menjemput, dan terdapat kemungkinan bahwa anak justru akan menghindari orang tua/pengasuh.
Tipe kelekatan anak bergantung pada tipe pengasuhan dari orang tua. Apabila orang tua memberikan dukungan serta cinta secara konsisten pada anak, maka anak akan menumbuhkan tipe kelekatan yang secure. Namun apabila orang tua tidak konsisten atau mengabaikan anak, maka anak akan merasa cemas dan tidak yakin akan hubungannya dengan orang tuanya.
Perilaku kelekatan anak, terutama pada masa kecilnya, akan menentukan kemampuannya dalam menjalin relasi pada masa dewasanya nanti. Melihat dari proses dan tipe kelekatan dari John Bowlby, orang tua dapat mulai mengidentifikasi apakah rasa malu dan takut yang anak miliki masih berada dalam tahap wajar atau tidak. Nah Ayah dan Bunda, kapan sih sifat pemalu itu harus diwaspadai?
1. Sifat Pemalu Anak Membatasi Ia untuk Berinteraksi atau Bersosialisasi
Ketika si kecil lebih memilih untuk menarik diri dari interaksi sosial, kemungkinan besar anak merasa kesulitan menghadapi situasi tersebut. Padahal, melatih anak untuk bersosialisasi itu penting dan semakin anak menarik diri, semakin kecil kesempatannya untuk belajar skill bersosialisasi.
2. Anak Merasa Cemas Ketika Tidak Bersama Orang Tua
Wajar jika anak lebih memilih untuk berada dekat dengan orangtua atau orang terdekat lainnya. Ketika anak terlihat cemas berlebih ketika tidak bersama orang tua, kemungkinan itu adalah tanda-tanda anak butuh bantuan lebih. Hal ini bisa berpengaruh pada aktivitas yang mengharuskan anak berpisah dari orang tua seperti sekolah.
3. Cenderung Diam Ketika Berada di Situasi Sosial atau Berkelompok
Di usia 3 tahun, anak mulai tertarik untuk berinteraksi dengan teman sebayanya dan pada usia 4 tahun biasanya sudah aktif berpartisipasi dalam bermain kelompok. Terkadang beberapa anak perlu waktu lebih lama untuk nyaman dengan orang baru dan hal tersebut termasuk wajar. Namun, ketika anak anda cenderung diam saat bermain berkelompok atau situasi sosial lainnya, ini harus diperhatikan lebih lanjut.
Apakah menurut Anda artikel ini menarik?
Anda bisa mengunduh PDF yang berisi tips dari artikel ini secara GRATIS untuk anda simpan atau dibagikan ke teman Anda.
Cukup isi formulir di bawah ini untuk mendapatkan akses ke PDF GRATIS!
4 Essential Tips to Staying Brain Fit During the Holiday Season
The holiday season is an ideal time for your child to rest and recharge. If your child has been yearning for a break from the stress and routine of the hectic academic school term – he now has a “neuro-scientific” excuse for it. …
4 Tips to Enhance the Love of Reading
You're on Brain Optimax's Learning Site Go to Brain Optimax's Main Site → Reading is very important in our school-age children’s lives. Even though it is involved in every subject, many children struggle to love it, some even hates the activity. How to get our...
6 Ideas for Fun & Interactive Activities Before Class
How do you prepare your students or children before studying? Having interactive activities prior to starting a class can benefit the efficiency of its progress, as it creates great atmosphere to learning.
0 Comments