Autisme & Kejang Tak Terlihat di Dalam Otak
Bahkan tanpa kejang yang terlihat, 60-80% dari individu autistik memiliki gelombang otak yang mencerminkan kejang.
Apa itu kejang tak terlihat? Mari kita bahas.
Autisme dan kejang yang tak terlihat
(silent seizure)
Tanpa keluhan kejang atau diagnosa epilepsi secara formal, 60-80% dari individu autistik memiliki aktivitas otak yang mencerminkan kejang bernama epileptiform1,2,3. Seringkali hal ini terlewatkan karena kejang tersebut tidak terlihat dari luar.
Aditi Shankardass, seorang ahli peneliti otak di Harvard Medical School menyayangkan kurangnya pemeriksaan otak dalam proses diagnosa autisme. Ia menjelaskan tentang pentingnya pemeriksaan otak di dalam video berikut.
Aktivitas kejang di otak dapat diperiksa oleh dokter neurolog yang mempelajari bentuk gelombang otak atau Electroencephalogram (EEG). Setelah diproses menggunakan analisis statistik, data tersebut dapat memberikan informasi tentang kondisi otak secara menyeluruh, serta mengungkap dampak kondisi otak kepada kemampuan kognitif, emosi, dan perilaku seseorang.
Sebagai tambahan, perlu diketahui bahwa tidak semua kasus autisme sama. Dalam beberapa kasus, seringkali kemunduran atau regression ditemukan4. Regression terjadi ketika anak telah mengembangkan kemampuan tertentu (misal: sosial atau emosional) saat dini, lalu perkembangannya mulai mundur atau hilang, biasanya saat 18-24 bulan4.
Cerita Justin merupakan contoh pentingnya diagnosa yang akurat. Asesmen dan diagnosa yang akurat perlu masuk ke dalam pertimbangan orangtua dalam memilih terapi/intervensi untuk sang anak, dikarenakan intervensi pada gelombang otak yang abnormal memungkinkan peningkatan perkembangan anak tersebut5.
EEG di Indonesia
Proses pemeriksaan EEG yang mendalam masih sangat jarang di Indonesia. Oleh karena itu, Brain Optimax berkolaborasi dengan dokter neurolog dan pakar di USA untuk menyediakan proses pemeriksaan otak yang komprehensif di Indonesia.
Prosesnya adalah sebagai berikut: Pengambilan data EEG dilaksanakan secara lokal dan data akan dikirim untuk diperiksa oleh dokter dan pakar di USA. Lalu, pakar tersebut akan memberikan laporan tentang hasil pemeriksaan dan rekomendasi tentang intervensi/terapi yang cocok untuk individu tersebut.
Info lebih lanjut mengenai pemeriksaan EEG/qEEG bisa dibaca disini: link
References:
(1)Yasuhara, A. (2010). Correlation between EEG abnormalities and symptoms of Autism Spectrum Disorder. Brain and Development, 32(10), 791-798. doi: 10.1016/j.braindev.2010.08010
(2)Spence, S. J., & Schneider, M. T. (2009). The role of epilepsy and epileptiform EEGs. In Autism Spectrum Disorders. Pediatric Research, 65(6), 599-606.
(3)Tuchman, R., & Rapin, I. (2002). Epilepsy in Autism. Lancet Neurology, 1, 352-358.
(4)Deonna, T., & Roulet, E. (2006). Autistic Spectrum Disorder: Evaluating a possible contributing or causal role of epilepsy. Epilepsia, 47, 79-82.doi: 10.1111/j.1528-11.67.2006.00697.x
(5)Kim, H. L., Donnelly, J. H., Tournay, A. E., Book, T. M., & Filipek, P. (2006). Absence of seizures despite high prevalence of epileptiform EEG abnormality in children with Autism monitored in a tertiary care center. Epilepsia, 47(2), 394-398.
No Results Found
The page you requested could not be found. Try refining your search, or use the navigation above to locate the post.
0 Comments